Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mulai sasar siswa SD dalam upaya percepatan vaksinasi Covid-19. Untuk itu, dilakukan pendataan terhadap siswa SD pada usia lebih dari 12 tahun. Berdasar hasil penyisiran, terhimpun sekitar 5.500 siswa yang masuk kategori wajib vaksin.
“Kami lakukan penyisiran siswa SD/MI yang usianya 12 tahun. Yang kelas enam kan ada,” beber Plt Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Tatik Windari ditemui Radar Jogja di ruang kerjanya Senin (20/9).
Berdasar hasil penyisiran, setidaknya terdapat 5.500 siswa SD yang telah berusia 12 tahun. Sehingga memungkinkan untuk mendapat suntikan vaksin Covid-19.
Kendati begitu, mekanisme vaksinasi siswa SD ini masih dalam proses pematangan. Lantaran, Pemkab Bantul masih fokus menyelesaikan vaksinasi di tingkat SMP. Pihaknya baru melakukan koordinasi. ”Kalau sudah tersasar semuanya, baru kami turun ke SD,” paparnya.
Jumlah titik sentra vaksinasi pun masih dalam proses koordinasi. Sebab terdapat 400 SD yang tersebar di Bumi Projotamansari. Sehingga dimungkinkan, terdapat minimal tiga dan maksimal lima titik sentra. Di mana tiap titik sentra vaksinasi menyuntik sekitar 1.200-1.500 siswa. “Kami belum tentukan lokasi vaksinasi, karena sebarannya luas, dari ujung ke ujung ada SD. Kalau tim (vaksinasi, Red) yang datang ke SD terlalu banyak, ada 400 SD,” jabarnya.
Kesulitan lain yang dihadapi dalam vaksinasi siswa SD adalah kemandirian. Siswa SD pada umumnya diantar jemput oleh pihak keluarga. Hal ini dikhawatirkan jadi kendala vaksinasi. “Bisa jadi wali tidak bisa mengantar. Jadi kami komunikasi ke sekolah agar nanti diantar guru saja,” jelasnya.
Asisten Bupati Bantul Bidang Sumberdaya dan Kesejahteraan Rakyat, Pulung Haryadi membenarkan, pemkab mulai menyasar siswa SD dalam upaya percepatan vaksinasi. Penyisiran siswa SD berusia 12 tahun pun terus dihimpun. “Siswa SD dengan usia 12 tahun akan diusulkan (mendapat vaksin Covid-19, Red), jelas. Tapi rata-rata angel (sulit),” cetusnya.
Kepala SD Kembangsongo, Supiyah mengaku siap mengikuti instruksi dari
Disdikpora Bantul. Termasuk dalam upaya mendorong percepatan vaksinasi
di Bantul. Supiyah bahkan telah mendaftar siswanya yang masuk dalam
kategori wajib vaksin. “Ada 20 siswa yang sudah kami diajukan ke
Disdikpora,” ujarnya.
Selanjutnya, Supiyah menunggu instruksi lanjutan dari Disdikpora Bantul.
Terkait mekanisme vaksinasi terhadap siswa di SD yang dipimpinnya.
“Pokoknya kami mengikuti saja, sesuai dengan petunjuk teknis (juknis)
yang diinstruksikan Disdikpora Bantul,” tandasnya.